Selamatkan Bumi Kita

Pada bulan September ini, aku dengan teman-temanku mendadak pergi ke Surabaya. Sore itu suasana di kota Malang sedang hujan, Namun aku dan kelima temanku nekat berangkat. Ternyata sampai di Pasuruan cuaca sudah berubah panas. Syukurlah ^^ Aku dan teman-temanku mampir di tanggul lumpur lapindo Porong. Betapa mirisnya aku, saat melihat betapa luasnya daerah yang terendam. Ada sebuah rumah yang masih terlihat atapnya. yang lebih miris lagi, rumah-rumah disekitar tanggul yang masih banyak dihuni oleh masyarakat, sebagian sudah terlihat kosong ditinggal oleh pengguninya. Masyarakat yang bertahan lebih banyak, mereka beraktivitas seperti biasa, warung-warung juga masih berjualan. Aku berfikir bahaya yang mereka hadapi. Saat hujan datang, masyarakat khawatir lumpur meluap ke rumah mereka. masyarakat juga dihantui jika tanggul jebol. Sebagian matapencahariaan juga hilang. Huft,, kasian yah mereka. Perjalanan kali ini aku dan teman-teman juga menyempatkan ke Suramadu. Saat dalam perjalana...

Pernah saat aku mematikan kran kamar mandi kosan dan aku bilang "hemat air rek, cinta lingkungan demi anak cucu kita", ada temen yang nyeletuk "halah, kita lo bayar". Dari sini aku prihatin, masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. yang bilang ini mahasiswa, orang yang berpendidikan tinggi. Gimana dengan orang yang lebih rendah tingkat pendidikannya? hmmm.. Kakakku sendiri juga seperti itu. kakakku sudah berkeluarga dan punya seorang istri dan 2 orang putra yang masih kecil. kakakku dulu lulusan teknik sipil disalah satu perguruan tinggi negeri di Malang. Sekarang kakakku tinggal di Batu, disana air hanya bayar 5000 saja perbulan. dan pernah aku mendengar kakakku bilang "air murah kog". Hmmmmm,, (makin sedih aja aku). Dari beberapa hal yang aku temui diatas, menunjukkan bahwa masih minimnya kesadaran masyarakat tentang menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Padahal beberapa tahun ini marak tentang isu global warming. Namun kesadaran jug...